Banda Aceh-Kota Bernuansa Islam di Ujung Barat Indonesia

Banda Aceh, inilah ibu kota provinsi paling barat di Indonesia, Aceh. Sebuah kota di pesisir barat yang pernah disapu oleh tsunami hingga luluh lantak pada tahun 2004. Kini, Banda Aceh telah berbenah dan kembali rapi seperti sedia kala. Ini tidak luput dari kekuatan masyarakat Banda Aceh dalam mengemban cobaan yang cukup berat, upaya pemerintah, dan banyaknya bantuan yang mengalir dari dalam maupun luar negeri.

Setelah pulih, saat ini Banda Aceh malah menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Sumatera sekaligus menjadi pintu gerbang di wilayah Indonesia paling barat. Turis lokal maupun asing yang datang ke Aceh bisa melihat berbagai kenangan yang tersisa akibat gelombang tsunami dahsyat pada Desember 2004. Datanglah ke Lampulo, dimana terdapat sebuah kapal nelayan yang tersangkut di rumah penduduk saat terjadi peristiwa tsunami. Kapal itu sekarang menjadi monumen bersejarah yang pernah menyelamatkan 59 orang. Anda juga sebaiknya berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman yang masih berdiri kokoh meskipun bangunan lainnya hancur saat diterjang tsunami.

Selain itu, Banda Aceh memiliki pemandangan alam berupa pantai-pantai yang memikat di kawasan pesisir. Pantai Ulee Lheue merupakan salah satu pantai terbaik yang dimiliki Banda Aceh. Pantai ini menghadap ke Selat Malaka dan Samudera Hindia dan sangat cocok untuk melihat matahari terbenam.

Jika menilik dari sejarah, Banda Aceh merupakan sisa peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam yang berdiri pada tahun 1225 Masehi dengan ibu kota Banda Aceh Darussalam. Kota ini juga pernah berubah nama menjadi Kutaraja setelah melakukan pertempuran heroik melawan Belanda. Sebagai kerajaan Islam, Banda Aceh pernah dinyatakan sebagai kota islam tua di dunia. Tidak mengherankan jika masyarakat Aceh hingga kini masih lekat dan terus menjalankan syariat-syariat Islam. Bahkan, hukum yang berlaku di kota ini tidak seperti di kota-kota lain di Indonesia, melainkan berdasarkan syariat Islam. Meskipun demikian, bekas peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam kini sudah banyak yang hancur akibat diterjang gelombang tsunami.

Sebagian besar masyarakat Kota Banda Aceh menganut agama Islam yang taat. Namun, masyarakat tetap hidup rukun saling berdampingan dengan masyarakat yang memeluk agama lain, walaupun hukum yang diterapkan merupakan hukum berdasarkan syariat Islam.

Transportasi ke Banda Aceh
Bandara Sultan Iskandar Muda
Banda Aceh memiliki Bandara Sultan Iskandar Muda yang terletak di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Bandara ini memang tidak terlalu ramai, tapi sudah melayani penerbangan domestik dan internasional. Pada penerbangan domestik, Banda Aceh dihubungkan dengan Jakarta, Medan, Meulaboh, dan Sabang. Sementara untuk penerbangan internasional hanya berasal dari Penang dan Kuala Lumpur di Malaysia.

  1. Jakarta-Banda-Aceh-Jakarta (Garuda Indonesia, Lion Air)
  2. Medan-Banda Aceh-Medan (Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air)
  3. Meulaboh-Banda Aceh-Meulaboh (Susi Air)
  4. Sabang-Banda Aceh-Sabang (Susi Air)
  5. Kuala Lumpur-Banda Aceh-Kuala Lumpur (AirAsia)
  6. Penang-Banda Aceh-Penang (FireFly)
Selain dengan pesawat, alternatif transportasi lain yang bisa digunakan untuk melakukan perjalanan ke Banda Aceh adalah dengan bus dari Medan. Cukup banyak perusahaan otobus yang memiliki rute Medan-Banda Aceh dan sebaliknya, antara lain Bus Pelangi, PMTOH, Kurnia, dan Liberty. Perjalanan darat dengan bus ini memakan waktu sekitar 12 jam dengan tarif antara Rp 175.000 sampai dengan Rp 250.000, sesuai dengan kelas bus yang disediakan.

Transportasi di Kota Banda Aceh
Ketika mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, hanya ada dua pilihan transportasi yang bisa membawa Anda ke Kota Banda Aceh. Pilihan transportasi itu adalah “taksi” yang berupa mobil Avanza, Xenia, APV, Innova, dan Panther yang berplat nomor hitam atau Bus Damri. Jika menginginkan transportasi yang nyaman dan diantar hingga tujuan, “taksi” ini merupakan solusi terbaik. Ya, di Bandara Sultan Iskandar Muda tidak ada taksi yang benar-benar resmi. Kebanyakan taksi yang beroperasi di bandara ini lebih mirip seperti travel. Untuk sampai di Kota Banda Aceh, Anda harus mengeluarkan uang sekitar Rp 50.000-Rp 100.000 tergantung dari tujuan Anda dan juga tergantung dari pintarnya Anda bernegosiasi.

Selain “taksi”, di Bandara Sultan Iskandar Muda ada alternatif transportasi yang lebih murah, yaitu Bus Damri. Anda cukup membayar Rp 15.000 saja. Sebaiknya setelah turun dari pesawat Anda lekas keluar dari bandara untuk naik Bus Damri yang parkir dekat dengan pintu keluar terminal kedatangan. Jangan sampai telat! Bus Damri di sini tidak beroperasi setiap saat, melainkan hanya saat ada penerbangan saja. Sedangkan penerbangan di Bandara Sultan Iskandar Muda cukup jarang, bahkan bisa dihitung dengan jari. Perjalanan dengan Bus Damri dari bandara akan berakhir di depan Masjid Raya Baiturrahman. Dari sini Anda sudah siap untuk menjelajah Banda Aceh.

Labi-Labi Aceh
Untuk berkeliling Kota Banda Aceh, Anda bisa menggunakan jasa Labi-Labi. Ini merupakan transportasi yang sama seperti halnya angkot di kota-kota lain. Bedanya, angkot di sini pintunya tidak di samping, melainkan di belakang. Selain Labi-Labi, becak motor menjadi alat transportasi yang bisa diandalkan. Sebaiknya lakukan tawar-menawar dulu sebelum naik becak motor ke tujuan Anda. Biasanya pemilik becak motor akan memberikan harga tinggi jika tahu Anda bukan orang lokal.

Jika ingin lebih nyaman dan fleksibel saat berkeliling kota, menyewa sepeda motor atau mobil tentu bisa menjadi pilihan yang menarik.

Objek Wisata
Oleh: aceh.tribunnews.com
Di Banda Aceh atau yang biasa juga disebut dengan Bumi Serambi Mekkah, Anda bisa menikmati ragam wisata yang sedikit berbeda dengan kota-kota lainnya. Banda Aceh memiliki Masjid Raya Baiturrahman yang masih berdiri kokoh meskipun telah diterjang tsunami. Ini seperti layaknya mukjizat yang terjadi saat gelombang dahsyat menerjang. Bukti-bukti kedahsyatan tsunami juga bisa dilihat di Museum Tsunami yang berdiri dengan megah, PLTD Kapal Apung, dan melihat kapal nelayan yang terdampar di atas rumah di Lampulo.

Objek wisata lainnya yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi antara lain: Museum Aceh, Gedung Juang 45, Makam Sultan Iskandar Muda, dan melihat pesawat kedua yang pernah dimiliki Indonesia, RI-001 Seulawah, dengan jenis Dakota DC-3 yang terletak di Lapangan Blang Padang.

Untuk wisata alam, Pantai Lhok Nga dan Pantai Ulee Lheue bisa menjadi destinasi yang tepat saat berlibur ke Banda Aceh. Jika memiliki waktu yang cukup luang, mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk menyeberang ke titik paling barat Indonesia, Pulau Sabang.

Objek Wisata Di Banda Aceh

  1. Masjid Raya Baiturrahman
  2.  Museum Tsunami
  3. Pesawat RI-001 Seulawah di Lapangan Blang Padang
  4. PLTD Kapal Apung
  5. Komplek Pemakaman Kerkhof
  6.  Museum Aceh
  7. Gedung Juang 45
  8. Makam Sultan Iskandar Muda
  9. Kapal di Atas Rumah (Lampulo)
  10. Pantai Ulee Lheue
  11. Pantai Lhok Nga

Wisata Kuliner dan Belanja
Kuliner Aceh terkenal dengan kopinya yang luar biasa lezat. Apalagi cara penyajian kopi di Aceh juga sangat menarik. Di Kota Banda Aceh Anda bisa menemukan sangat banyak kedai-kedai kopi yang siap memanjakan lidah Anda dengan kopi Aceh. Selain itu, biasanya pada kedai-kedai ini juga menyediakan Mie Aceh yang sudah terkenal hingga ke daerah-daerah lain. Kedai Mie Aceh yang cukup direkomendasikan di sini antara lain Mie Lala (Jalan Syiah Kuala) dan Mie Razali (Jalan T. Panglima Polem,Peunayong)

Di samping itu, Nasi Gurih merupakan makanan yang harus Anda cicipin saat berada di Banda Aceh. Di pagi hari cukup banyak kedai yang menyediakan menu Nasi Gurih untuk sarapan. Sementara untuk makan khas Melayu, Anda bisa menikmati aneka masakan canai di Canai Mamak KL yang terletak di Jalan Teuku Umar No. 51.

Untuk aktivitas belanja, Pasar Aceh, yang terletak di belakang Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu tempat yang menari untuk berbelanja souvenir. Di sini Anda bisa berbelanja di pasar sambil berinteraksi dengan warga lokal. Selain itu terdapat toko souvenir bernama Pusaka Souvenir yang terletak di di Jalan Sri Ratu Safiatuddin No. 78 dan Rencong Aceh di Jalan Mohd. Jam No. 1-E, Banda Aceh.

Akomodasi

Banda Aceh memiliki pilihan hotel yang cukup beragam dengan harga mulai dari Rp 100.000 per malam. Salah satu hotel yang menawarkan tarif dengan harga tersebut adalah Hotel Prapat di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 19. Anda bisa memesan hotel tersebut dengan menghubungi nomor telepon 0651-22159. Tepat di samping kanan dan kiri Hotel Prapat terdapat Hotel Wisata dan Hotel Medan jika Anda membutuhkan penginapan yang lebih nyaman.

Peta Lokasi


Tips Saat Berwisata di Banda Aceh

Labels: ,