Gunung Bromo-Info Terbaru Tiket, Legenda, Lokasi & Sejarah Letusan Lengkap

Indonesia memiliki tempat-tempat menawan untuk melihat sunrise cantik. Salah satunya Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl. Gunung yang terletak di antara empat kabupaten yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Dengan bentuknya yang berupa lembah dan ngarai. Gunung ini memiliki lautan pasir seluas sepuluh kilometer persegi. Dan sempat diadakan syuting film Pasir Berbisik di lokasi tersebut. Salah satu alasan kenapa Gunung Bromo menarik untuk di kunjungi kerena Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Tiket Masuk Gunung Bromo Terbaru 2018
Anda wisatawan dari luar kota? Ingin sewa Jeep untuk berkeliling kawasan Bromo? Berikut informasi harga sewa Jeep di Bromo:
Sejarah Singkat & Penamaan Gunung Bromo

Gunung Bromo dianggap sebagai gunung suci, Gunung Bromo atau sering juga disebut gunung brahma oleh masyarakat Tengger. Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama". Masyarakat Tengger sering melakukan ritual kasodo setahun sekali. Upacara ini dilakukan setiap tanggal 14 atau 15 bulan kasodo atau bulan kesepuluh menurut penanggalan Jawa. Upacara ini hingga sekarang masih dilakukan dan dikembangkan menjadi potensi wisata yang mampu mengundang ribuan orang wisatawan untuk menyaksikan ritual di gunung yang menjadi incaran wisatawan lokal maupun mancanegara.

Legenda Asal Usul Gunung Bromo
Sebelum Rara Anteng dinikahi Joko Seger, banyak pria yang naksir. Maklum, kecantikannya sangat alami sebagaimana Dewi. Di antara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti. Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu. Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung dan selesai dalam waktu semalam.

Kyai Bima menyanggupi persyaratan tersebut dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan tempurung (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo. Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo.

Rara Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan Kyai Bima. Ia segera mencari akal untuk menggagalkan minat Kyai Bima atas dirinya. Ia pun menumbuk jagung keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam. Mendengar suara orang menumbuk jagung, ayam-ayam bangun dan berkokok. Begitu pula burung. Kyai Bima terkejut. Dikira fajar telah menyingsing. Pekerjaannya belum selesai. Kyai Bima lantas meninggalkan Bukit Penanjakan. Ia meninggalkan tanda-tanda:

1.Segara Wedhi, yakni hamparan Lautan pasir di bawah Gunung Bromo
2.Gunung Batok, yakni sebuah bukit yang terletak di selatan Gunung Bromo, berbentuk seperti tempurung yang ditengkurapkan.
3.Gundukan tanah yang tersebar di daerah Tengger, yaitu: Gunung Pundak-lembu, Gunung Ringgit, Gunung Lingga. Gunung Gendera, dan lain-lain

Sejarah Letusan Gunung Bromo
Selama abad 20 dan abad 21, Gunung Bromo telah meletus sebanyak beberapa kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2015-sekarang.

Sejarah letusan Bromo: 2015-2016, 2011, 2010, 2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1940, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775

Lokasi Gunung Bromo
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada google map pada link berikut: https://goo.gl/maps/HSpYy3mobau



Cara Menuju Kawah Gunung Bromo
Akses menuju Bromo saat ini mudah. Dari tempat parkir pengunjung bisa menyewa kuda atau berjalan kaki kurang lebih 1,5 kilometer. Terdapat tangga sebanyak 250 buah yang akan mengantarkan melihat kawah. Kawah Bromo memiliki garis tengah 800 meter dari utara ke selatan dan 600 meter dari timur ke barat. Wisatawan perlu berhati-hati dengan asapnya. Dan yang paling berbahaya berupa lingkaran dengan jari-jari empat kilometer dari pusat kawah  Bromo. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Perjalanan melalui pintu barat dari arah pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat objek wisata ( lautan pasir )terbilang berat karena medan yang harus ditempuh tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa ini dikarenakan jalan turunan dari penanjakan kearah lautan pasir sangatlah curam, kecuali kita menyewa mobil jeep yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi. Namun apabila kita melalui pintu utara dari arah sebelum masuk probolinggo yaitu pada daerah Tongas, kita akan menuju desa cemoro lawang sebelum turun menuju lautan pasir maka tidaklah terlalu berat dikarenakan turunan dari lerengnya tidaklah terlalu curam sehingga sepeda motor pun dapat melaluinya. Kebanyakan para wisatawan yang ingin mudah mencapai lautan pasir melewati jalur ini. Namun bila anda ingin menyaksikan sunrise yang sering ditampilkan di foto - foto, yang banyak difoto dari puncak penanjakan maka anda lebih praktis melewati jalur pintu barat.

Baca Juga: Gunung Semeru-Info Terbaru Tiket, Lokasi, Jalur Pendakian, Legenda Lengkap

Namun bila anda mempunyai jiwa petualang maka anda dapat mencoba jalur perjalanan yang jarang dilalui wisatawan. Yaitu melalui kota Malang anda masuk melalui kota kecil tumpang kemudian masuk kota pronojiwo lalu akan melalui cagar alam yang sangat indah dari sini anda akan menjumpai pertigaan jalan di mana kearah selatan akan memasuki ranu pane ( kearah gunung semeru ) dan kearah utara anda memasuki lautan pasir bromo yang berada di punggung gunung bromo sebelah selatan. Pertigaan tersebut bernama Jemplang. Perjalanan diawali dengan menuruni bukit yang kemudian disambut dengan padang rumput yang lama kelamaan berganti menjadi lautan pasir. Jalan ini akan mengitari gunung bromo melewati lautan pasir selama kurang lebih 3 jam. Jalur ini sebenarnya tidak terlalu curam dan dapat dilalui sepeda motor, namun memerlukan jiwa petualang karena jalurnya yang masih jarang dilewati dan tidak ada satupun persinggahan maupun rumah penduduk. Kita akan benar- benar disuguhkan dengan perjalanan yang sangat menantang. Namun anda akan diganjar dengan rahasia Bromo yang lain, yang sangat jarang dilihat wisatawan, yaitu padang ruput sabana dan bunga yang sangat luas berada dibalik Gunung Bromo. Sungguh pemandangan yang berkebalikan pada sisi Utaranya yang gersang dan berdebu. Namun perlu diingat, sebaiknya jangan melalui jalur ini pada malam hari dan atau dalam cuaca yang berkabut. Jalur tidak akan terlihat dalam kondidi seperti ini.

Lautan pasir adalah andalan wisata dari gunung Bromo, di alam pegunungan yang sejuk, kita dapat melihat padang pasir dan rerumputan yang luas. Sedangkan yang paling ditunggu dari gunung bromo adalah sightview ketika matahari terbit dan terbenam karena memang akan kelihatan jelas sekali dan sangat indah. Walaupun perjalanan ke Bromo sangat berdebu, tetapi tidak terasa, karena keindahan yang disuguhkan benar-benar luar biasa.

Berlibur menuju bromo dapat dibilang praktis bila anda menyukai tipe traveller dan melalui jalur pintu utara. Anda dapat melakukan kunjungan dalam jangka waktu 12 jam saja. tentunya bila anda memulainya dari kota Surabaya, Malang, Jember dan sekitarnya. Perjalanan dapat dimulai dari jam 12 malam sehingga anda akan sampai sekitar pukul 2 - 3 pagi. Di mana anda dapat beristirahat dahulu sebelum melihat sunrise. Penjual makanan dan minuman di areal lautan pasir biasanya sudah buka menjelang pukul 3 pagi, sehingga anda sudah bisa bersiap - siap untuk melakukan pendakian melewati anak tangga puncak bromo yang terkenal itu. nikmatilah pemandangan sampai jam 9 pagi dan anda pun dapat kembali sampai di kota keberangkatan anda sekitar 12 siang. Sebagai catatan, apabila anda melakukan perjalanan diareal lautan pasir ditengah kegelapan malam, sebagai patokan menuju areal parkir sekitar Pura anda dapat melihat patok dari beton yang sengaja diberikan sebagai penunjuk menuju areal pura. Dan apabila anda tersesat jangan panik dan meneruskan perjalanan ( apalagi ditengah kabut tebal ), tunggulah karena biasanya mulai jam 2 - 3 pagi beberapa penunggang kuda sewaan melintas diarea lautan pasir.

Sinar Mentari Cantik dari Gunung Bromo
Yang menjadi magnet bagi wisatawan ke Bromo salah satunya yaitu ingin menyaksikan sunrise atau matahari terbit. Tak hanya wisatawan lokal. Wisatawan mancanegara rela datang jauh-jauh ke sana untuk menyaksikan pemandangan ini. Saat matahari terbit, dari puncak penanjakan, wisatawan bisa melihat kecantikan Bromo dengan latar Gunung Semeru yang mengeluarkan asap.

Obyek Fotografi
Keindahan dan kecantikan Bromo memang layak diabadikan.  Setiap harinya wisatawan berdatangan untuk melihat sunrise. Tak Cuma itu, fotografer juga berbondong-bondong menghasilkan foto terbaik dari berbagai angle, untuk membingkai Bromo lewat kamera mereka.

Tak hanya itu selain sunrise, spot-spot terbaik yang biasa digunakan sebagai obyek foto di area Bromo lainnya seperti lautan pasir, mobil jeep yang sedang beroperasi di sekitar Bromo, penunggang kuda, hingga ritual upacara Kasodo.

Waktu Terbaik Mendaki Gunung Bromo
Untuk mendapatkan momen terbaik melihat matahari terbit di Bromo. Kamu memang harus bangun pagi dan datang sehari sebelumnya agar bisa beristirahat semalam. Pemberangkatan menuju puncak pananjakan sekitar pukul 03.00 dan biasanya perjalanan di mulai dari penginapan. Jangan memaksakan diri untuk tidak menginap karena biasanya kamu bisa terlambat dan melewatkan momen sunrise cantik di Gunung Bromo.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Bromo

Labels: , ,