Peran Serta Masyarakat Dalam Pelestarian Lingkungan

Pelestarian lingkungan tidak terlepas dari peran serta masyarakat dalam menjaga dan mengelolanya, menurut Odum ( 1997, p. 3-8 ) lingkungan hidup sebagai ekosistem. Ekosistem adalah suatu kesatuan unit organisme hidup ( biotik ) dan substansi – substansi tak hidup ( abiotik ) yang saling berinteraksi untuk menghasilkan suatu pertukaran materi antara komponen – komponen tersebut. Akibatnya, timbul berbagai kecenderungan yang segera harus ditangani secara global, yang dimulai dari kepedulian terhadap kebersihan lingkungan didalam rumah dan lingkungna sekitar rumah. kepedulian terhadap lingkungan akan menjadi opini umum dan gerakan kepedulian lingkungan, serta menjadi nilai dan kepercayaan bagi seluruh anggota masyarakat lainnya. Dunlap dan Van Liere ( 1978, P. 323 ) menyatakan bahwa individu yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan akan memiliki pandangan terhadap dunia secara mendasar dengan cara pandang yang berbeda bila dibandingkan dengan mereka yang tidak peduli. Ketidak pedulian seseorang terhadap lingkungan akan menyebabkan krisis lingkungan. Seperti dikemukakan oleh Swan dan Stap ( 1974 ), bahwa akar penyebab krisis lingkungan bukan karena pertumbuhan penduduk atau pertumbuhan indusri, juga bukan karena sistem ekonomi dan politik, melainkan karena sikap dan nilai manusia yang mendorong keputusannya, khususnya keputusan yang mendukung kelestarian lingkungan.

Menurut Chias bahwasanya kerusakan lingkungan alam adalah karena ulah manusia yang bermental frontier, yang ciri – cirinya sebaia berikut :

Mentalitas ini mendasari upaya manusia untuk mengejar kesejahteraan hidupnya dan dinyatakan bahwa disebabkan setiap mahluk hidup memiliki tabiat dasar imperialis biologis ( biological imperialism ). Mental imperialisme dan penggunaan nalar inilah yang menyebabkan kerusakan lingkungan berlanjut sampai saat ini.

Oleh karena itu, didalam menciptakan lingkungan yang tetap lestari diperlukan upaya – upaya pembangunan sumber daya manusia dimana didalamnya termasuk pembangunan sikap mental melalui pendidikan dan etika lingkungan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kerusakan lingkungan.

Dalam praktek sederhananya, pemanfaatan bahan yang tersedia disekeliling kita, hemat bahan baku dan energi, mengurangi kerusakan dan pencemaran lingkungan, megupayakan daur ulang, menggunakan kembali bahan – bahan yang masih dapat dimanfaatkan, dan pemungutan kembali bahan yang masih bernilai dari bahan buangan. Dalam konteks teknologi, masih diperlukan penggunaan teknologi tepat guna. Dari konsep ini betapa berharganya suatu sumbangan yang diberikan oleh seorang pemulung sekalipun.

Wujud peran serta masyarakat disebarkan melalui berbagai upaya dengan pendidikan sejak dini. Perubahan suatu pandangan yang didasari pelestarian lingkungan merupakan landasan pembangunan masyarakat berlanjut ( sustainable sosiety ). Dari pemikiran – pemikiran tersebut diatas, ada 4 dasar pertimbangan yang dianjurkan dan dipahami masyarakat dari suatu paradigma baru untuk memahami hubungan antara – manusia didunia ini dan masa depan generasi yang akan datang. Kayakinan dan tanggung jawab moral dari generasi yang akan datang, dasar pertimbangan adalah sebagai berikut :
  1. Generasi yang akan datang pada dasarnya akan sama seperti generasi saat ini. Mereka mungkin mempunyai perbedaan keinginan dan prioritas, tetapi mereka mewujudkan keperluan dasar yang sama untuk makan. Makan, air, udara dan ruang merupakan kebutuhan seperti generasi saat ini
  2. Seseorang dilahirkan dalam suatu generasi, tidak tahu dan tidak memilih kapan dan dimana.
  3. Kehidupan kita sebagai spesies adalah lebih penting dari pada kelangsungan hidup individu. Ini dapat dilihat dalam kehidupan alami, seperti orang tua, induk kelinci, serigala, dan semua spesies mengeluarkan energi untuk mengembangkan keturunan dan membesarkannya sebelum mereka mati.
  4. Setelah individu mati, pengaruh kehidupan masih berlangsung dalam ingatan generasi berikutnya dan generasi yang akan datang, yang merupakan generasi sekarang.

John Lock, filosof besar inggris, mengatakan dalam teori tabularasa yang terkenal “ Kita berhutang terhadap masa yang akan datang, cukup dan sebaik apapun yang kita terima saat ini adalah dari masa lalu” Oleh karena itu , untuk kesejahtraan dalam kehidupan masa kini dan masa akan yang datang, tergantung pada ulah kita dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang merupakan suatu hal terpenting dan mendasar dalam menjaga citra tradisional sebagai Pariwisata Budaya di Bali.

Dengan demikian peran serta masyarakat dalam melestarikan lingkungan merupakan faktor terpenting dalam mencegah kerusakan lingkungan, karena prilaku manusialah yang sangat menentukan tetap lestarinya lingkungan

Labels: ,