Save Gunung Guntur dan Gunung Papandayan

Info Paguci - Satu persatu alam bumi pertiwi Garut mulai tersakiti. kawasan hutan Gunung Guntur dan Gunung Papandayan dilanda bencana kebakaran hebat. Masih teringat jelas di pelupuk mata pilu yang menimpa Gunung Guntur. Kini pilu juga menimpa Gunung Papandayan yang harus kehilangan 100 hektare kawasan hutan.
Save Gunung Guntur dan Gunung Papandayan
Akhir-akhir ini Gunung Guntur dan Gunung Papandayan banyak dikunjungi ribuan pendaki. Lonjakan pengunjung pun terlihat meningkat sangat signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Lonjakan pendaki yang paling jelas terlihat yaitu pada saat bulan Agustus, banyak para pendaki yang memperingati HUT RI yang ke 70 di kawasan Gunung Guntur dan Gunung Papandayan. Semkin bnayanknya pendaki yang mendaki memang akan membuat Gunung Guntur dan Gunung Papandayan semakin dikenal luas, namun sebaliknya alam sserta kawasan gunung akan semakin terancam. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya sampah yang ditinggalkan para pendaki.

Gunung Guntur mengalami kebakaran pada tanggal 19 Juli 2015 lalu. Sekitar 500 pendaki berada dikawasan Gunung Guntur berada dikawsan gunung pada saat trjadi kebakaran. Meski tidak ada korban jiwa namun dampak kebakaran telah menganguskan puluhan hektar kawasan Gunung Guntur. Selama satu bulan terakhir, tercatat 13 kali peristiwa kebakaran di Gunung Guntur. Setelah Gunung Guntur kini kawasan Gunung Papandayan yang ludes terbakar. Dampak kebakaran mencapai hinga ratusan hektar. Berita terbaru mengabarkan kebakaran hitan Papandayan menghanguskan 300 hektar.

Baca juga: Hati-Hati Gunung Guntur Rawan Kebakaran
Hati-Hati Gunung Guntur Rawan Kebakaran
Hati-Hati Gunung Guntur Rawan Kebakaran
Hati-Hati Gunung Guntur Rawan Kebakaran
Hati-Hati Gunung Guntur Rawan Kebakaran
Hati-Hati Gunung Guntur Rawan Kebakaran

Penyebab kebakaran hingga kini masih belum bisa dipastikan. Faktor alam seperti musim kemarau disertai angin kencang membuat api semakin berkobar dan sulit untuk dipadamkan. Untuk sementara waktu Gunung Papandayan ditutup. Belum ada kabar sampai kapan Gunung Papandayan di buka untuk umum.
Tegal Alun ebelum dan sesudah terjadi kebakaran
Salah Siapa Dan Dosa Siapa?

Jika sebelumnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut menuduh bahwa penyebab kebakaran merupakan ulah para pengunjung dan para pendaki gunung yang ceroboh, akan tetapi belakangan ini justru para aktivis menuding balik BKSDA. Menurut aktivis, BKSDA sendiri telah lalai terhadap pengawasan para pengunjung Gunung Papandayan.

Ilet Rawayan, aktivis lingkungan Gunung Papandayan, mengatakan, setiap kali terjadi kebakaran, BKSDA Garut selalu menuding ulah pengunjung yang tak mematikan api setelah membuat perapian. Sementara itu petugas BKSDA sendiri tak pernah melakukan pengendalian kepada para pengunjung, berapa pun jumlahnya selalu diizinkan.


Jangan Saling Menyalahkan

Seorang pendaki yang baik yang mengetahui aturan dan tatakrama seharusnya lebih dewasa dan bijak sana dengan mematuhi semua peraturan yang ada. Tidak membuang sampah seprti puntung rokok sembarangan dan memadamkan api bekas perapian. Begitupun dengan pemerintahan setempat harus bisa membatasi jumlah pendaki dan pengunjung jangan sampai melebihi batasa. Jngan mementingkan keuntungan semata. Faktor penyebabnya tidak terlepas dari manusia itu sendiri, harus ada suatu sikap bersama, tugas pemerintah untuk mengatur itu, dan tuga kita semua untuk menjaganya. Terjadinya kebaran di Gunung Guntur dan Gunung Papandayan seharusnya bisa diantisipasi dan menjadi pelajaran di kemudian hari. Seharunya kebakaran yang terjadi sebelumnya bisa menjadi peringatan.

Cuaca merupakan bagian dari faktor alam, namun, apakah benar faktor alam ini juga yang turut merusak dan membakar Gunung Guntur dan Gunung Papandayan yang menjadi bagian dari alam kita? Cuaca saat ini memang tidak menentu, sangat sulit diprediksi ditebak Sekarang ini, terkadang sehari bisa dua musim rasanya, tiba-tiba langsung berubah menjadi hujan. Fakta ini jelas sangat mengkhawatirkan.

Bencana alam bukanlah sebuah takdir Tuhan, melainkan berkaitan erat dengan masalah moral manusia, begitu pula dengan bencana kebakaran ini. Semua komunitas harus memiliki tanggung jawab untuk meneriakkan pentingnya pemeliharaan lingkungan dan bahaya perusakan alam bagi kehidupan ekosistem kita, bukan malah cuci tangan dan menganggapnya sebagai takdir Tuhan belaka.

Semoga dari kejadian ini kita semua dapat mengambil hikmahnya dan mudah-mudahan kebakran tidak terjadi dikemudian hari.



Labels: