Menghilangkan Penat Dengan Berwisata Ke Dasa Pentingsari

Jenuh dengan rutinitas sehari-hari? Penat dengan keramaian kota? Desa wisata bisa menjadi salah satu opsi liburan buat kamu! Kamu bisa me-refresh pikiran kamu di desa wisata. Suara klakson mobil motor yang berisik dan panjang berganti dengan suara kicauan burung dan aliran air.

Kemacetan dan adu mulut orang-orang berganti jadi pemandangan gunung, sawah, sungai, atau juga bukit. Rutinitas yang bikin jenuh berganti jadi semangat untuk mengeksplorasi objek wisata. Muka ketus orang yang ketemu di jalanan berganti menjadii senyum sapa ramah dari warga asli desa.

Membayangkannya saja udah bikin senyum-senyum sambil merem sendiri yah. Ada kabar baik buat kalian yang pingin coba liburan ke desa wisata. Sekarang tercatat di Indonesia ada 987 desa wisata yang berkembang dan tersebar di seluruh Indonesia! Di Yogyakarta saja tercatat ada 51 desa wisata yang siap untuk dikunjungi.

Pada tahun 2012 tercatat ada 10 desa yang mendapat penghargaan yang diberikan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf), Sapta Nirwandar di Jakarta, yaitu:
  1. Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, DIY
  2. Desa Banjarasri, Kalibawang Kulonprogo, DIY
  3. Kelurahan Kauman, Pekalongan Timur, Jawa Tengah
  4. Desa Dieng Kulon Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah
  5. Desa Karangbanjar Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah
  6. Kelurahan Bungus-Selatan Taluang Kabuang, Padang, Sumatera Barat
  7. Desa Pandai Sikek Kalikoto, Tanah Datar, Sumatera Barat
  8. Desa Lampulo Kuta Alam, Kota Banda Aceh, NAD
  9. Desa Karang Tengah, Imogiri Bantul, DIY
  10. Desa Kembangarum, Kecamatan Turi, Sleman, DIY

Apa aja yang bisa kamu nikmati di desa wisata? Yuk, kita lihat salah satu desa wisata di Yogyakarta, Desa Desa Pentingsari terletak di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Salah satu yang ditawarkan oleh pengurus desa wisata adalah trekking mengelilingi Desa Pentingsari.

Pengunjung yang melakukan trekking ini dapat berjalan-jalan keliling Desa Pentingsari, melewati kebun salak, hamparan tanaman padi, serta melewati lembah Sungai Kuning dan Pawon. Pengunjung dapat meminta kepada pengurus desa wisata ini, apakah ingin ditemani pemandu atau tidak selama melakukan trekking. Tidak hanya melihat sawah dan perkebunan saja, jika mau berjalan lebih jauh, pengunjung dapat menyaksikan berbagai macam cerita menarik mengenai sejarah desa ini.


Pancuran Sendang via: JalanJogja.com
Ada beberapa kisah menarik mengenai asal usul Pancuran Sendang ini. Konon, ada seorang pangeran dari daerah Madura, yang berkeliling untuk mencari obat bagi putrinya yang sedang sakit penglihatan. Pangeran tersebut juga mengelilingi Gunung Merapi. Ketika sampai di bagian Barat, pangeran merasa lelah dan tertidur di lereng tersebut. Dalam mimpinya, pangeran di suruh memasukkan keris yang dimilikinya ke tebing.

Maka, ketika terbangun, tanpa  ragu lagi pangeran pun langsung menusukkan kerisnya ke tebing. Seketika muncratlah air dari tebing itu. Sang pangeran segera menampung air tersebut dan memberikannya kepada putrinya hingga sang putri sembuh seperti sedia kala. Berdasarkan cerita itu, tak heran jika masyarakat setempat percaya bahwa air sendang ini berguna untuk mengobati penyakit manusia dan hewan.


Gua Ponteng Desa Pentingsari via: JalanJogja.com
Ponteng merupakan gua yang terletak di sebelah Selatan desa. Tepatnya, berada di antara pertemuan Sungai Pawon dan Sungai Kuning. Menurut cerita masyarakat setempat, dahulu gua ini sering digunakan sebagai tempat bertapa dan juga tempat persembunyian dari kejaran tentara Belanda. Konon, tentara Belanda yang mengejar tentara pribumi sampai ke gua ini pasti akan hilang, dan tidak ditemukan lagi. 


Batu Dakon merupakan batu padas yang keras dan berlubang. Nama dakon sendiri diambil dari nama permainan tradisional anak-anak, yang di beberapa daerah dikenal dengan nama congklak. Batu Dakon yang terletak di selatan Desa Pentingsari ini, konon di jaman penjajahan Belanda, digunakan untuk meramal nasib seseorang. Jika ada yang ingin mengetahui keberuntungan atau ingin cita-citanya bisa terkabul, bisa menggunakan Batu Dakon dengan memperhitungkan weton hari baik dan buruk.


Nama Kali Pawon diambil dari bahasa Jawa yang berarti 'dapur'. Nama ini, dilekatkan pada salah satu kali yang terletak sekitar 300 m dari Desa Pentingsari. Konon, kali tersebut kerap digunakan sebagai tempat memasak para prajurit Pangeran Diponegoro. Para prajurit ini tidak hanya menggunakannya untuk memasak, namun juga untuk keperluan sehari-hari lainnya, seperti untuk tempat tinggal. Para prajurit yang tinggal di sini adalah mereka yang tengah bergerilya melawan tentara Belanda.


Di Desa Pentingsari, terdapat sebuah batu cadas besar yang sangat keras, yang terletak di pinggir Kali Pawon. Konon, batu ini kerap digunakan sebagai tempat memasak oleh para prajurit Pangeran Diponegoro. Maka tak heran jika batu ini dinamakan Batu Luweng, yang dalam bahasa Jawa berarti tungku. Hingga saat ini, masyarakat masih meyakini bahwa Batu Luweng adalah peninggalan Pangeran Diponegoro yang dianggap keramat.

Menurut cerita masyarakat setempat, terkadang masih muncul hal-hal yang aneh dan tidak masuk akal di malam hari. Semisal, terdengar suara yang sangat ramai, seperti suara orang yang sedang mengadakan kegiatan memasak. Terkadang juga tercium aroma gurih dari arah Batu Luweng, padahal ketika didekati tidak ada apa-apa.


Di ujung Selatan Desa Pentingsari terdapat pertemuan Kali Pawon dan Kali Kuning. Oleh masyarakat setempat, tempat pertemuan ini disebut dengan Tempuran. Di zaman dahulu, Tempuran digunakan sebagai tempat bersemedi dan mensucikan diri. Saat ini, Tempuran dapat dijadikan tempat bermain air yang menyenangkan.


Batu Persembahan merupakan salah satu lokasi yang memiliki cerita sangat menarik di Desa Pentingsari. Batu ini berukuran cukup besar dan terletak di pematang sawah milik seorang warga. Menurut warga setempat, setiap tahun, tepatnya di Bulan Suro, ada tiga ekor kera yang akan datang dari Gunung Merapi. Ketiga kera ini akan berdiri pada batu tersebut, hingga salah satunya akan hilang. Konon, kera yang hilang ini dijadikan persembahan untuk Baroklinting, ular penjaga Desa Pentingsari.

Labels: , ,